DIALEKTIKA BUNG KARNO

🟥 DIALEKTIKA BUNG KARNO

Menelusuri Gagasan, Ideologi,

dan Pertarungan Pemikiran Sang Proklamator

“Revolusi belum selesai!”
Kalimat legendaris Bung Karno ini bukan hanya seruan politik, tapi panggilan intelektual — ajakan untuk berpikir, menggugat, dan merumuskan kembali arah bangsa.

📚 “Dialektika Bung Karno” membawa Anda menyelami lebih dalam sisi yang jarang ditampilkan dari sosok Soekarno: seorang pemikir, murid, perumus ideologi, dan tokoh dialektika lintas zaman.

📌 Apa yang Akan Anda Temukan Dalam Buku Ini?

Bab 1 – 5: Masa muda Bung Karno di Surabaya & Bandung — titik awal lahirnya Marhaenisme.
Bab 6 – 8: Pandangan Bung Karno terhadap Islam, Kolonialisme Belanda & Jepang.
Bab 9 – 13: Penjara Sukamiskin, pemikiran progresif Tionghoa, dan pengaruh tokoh-tokoh seperti Tjokroaminoto dan Couw Ting Gian.
Bab 14 – 24: Pertarungan pemikiran Bung Karno dengan Tan Malaka, Sjahrir, Kartosuwiryo, HAMKA, hingga KH Agus Salim.
Bab 25: Jika Bung Karno Memimpin di Era Digital — sebuah refleksi visioner dan relevan dengan zaman sekarang.

💡 Siapa yang Harus Membaca Buku Ini?

✅ Mahasiswa & akademisi pencinta sejarah dan ilmu sosial

✅ Aktivis, politisi muda, dan pemimpin yang ingin belajar dari dialektika Bung Karno

✅ Siapa pun yang ingin memahami bangsa ini lewat gagasan pendirinya

✅ Dan Anda — yang tidak puas hanya dengan "mengenal Soekarno" dari pidato dan patung

🌟 Mengapa Buku Ini Berbeda?

📖 Ditulis dengan pendekatan naratif dan analitik — mudah dibaca, tapi kaya makna

🔍 Berdasarkan riset sejarah, literatur langka, dan sumber primer

⚡ Menghadirkan Bung Karno sebagai manusia berpikir — bukan sekadar tokoh monumental

🧠 Cocok untuk dijadikan bahan diskusi, referensi akademik, dan refleksi kebangsaan

💬 Apa Kata Pembaca?

“Buku ini membuat saya melihat Bung Karno dari sisi yang benar-benar baru. Mendalam, manusiawi, dan penuh nyala gagasan.”
— Dwi R., Dosen Sejarah Politik